Rabu 5 Juli 2023, Kegiatan secara online yang diprakarsai oleh Fordigi BUMN membicarakan tentang topik masalah sosial dan air bersih ini dilaksanakan untuk area Jayapura. Pembicara pada sharing session ini adalah:
1. Dr.rer.nat. Henderite L. Ohee, M.Si
Pembantu Dekan 2 FMIPA, Universitas Cenderawasih
2. Aditya Arif, PhD
Head of Corporate Planning & Strategy MIND ID (Mining Industry Indonesia)
3. Andri Yadi
Head of IoT Fishery, Vice Chairman of Indonesia IoT Association, Microsoft of Azure
5. Nur Islam Javad
CEO Invst.id, Stakeholder/Board/Committee of Startup in Indonesia
Serta dipandu oleh: Putri Andini, BA Bumi Scholar Marcomm Orderonline.id
Peserta sharing session adalah dari berbagai daerah di Indonesia seperti Kalimantan, Jambi, Bandung dan daerah lain termasuk di Papua (Jayapura). Secara umum, sharing session untuk Jayapura adalah Ekosistem Bisnis di Papua, khususnya bagi mahasiswa atau anak-anak muda.
Pada presentasi PD 2 FMIPA yang berjudul : Masalah Sosial, apakah dapat menjadi peluang Bisnis? disampaikan dengan memperkenalkan sepintas Kota dan Kabupaten Jayapura: mengenai letak, populasi penduduk dan masalah yang disebabkan oleh aktivitas manusia sehingga timbul berbagai masalah sosial, salah satunya adalah sampah. Pada presentasi ini juga disampaikan mengenai masalah-masalah lingkungan seperti perubahan habitat dan menurunnya kualitas habiat (longsor, erosi, sedimentasi), sampah dan banjir. Sampah merupakan salah satu masalah yang pelik di Kota dan Kabupaten Jayapura. Banjir juga merupakan masalah serius di Kota dan Kabupaten Jayapura, seperti banjir bandang 16 Maret 2019 di Sentani yang menelan banyak korban dan merusakan berbagai sarana dan prasarana. Juga, banjir pada Januari 2023 di Kota Jayapura yang merendam sebagian daerah, termasuk sumber aktivitas ekonomi (Pasar Youtefa) dan menimbulkan kerugian materiil yang tidak sedikit.
Presentasi dilanjutkan dengan materi bisnis di Jayapura. Pembicaraan ini berkisar tentang ekosistem bisnis di Jayapura, apakah mahal atau tidak untuk memuli bisnis di Jayapura dan ekosistem bisnis di kampus-kampus, dimana dicontohkan mengenai kegiatan bisnis (kewirausahaan) yang ada di Universitas Cenderawasih baik berskala nasional maupun berskala universitas. Kegiatan berskala nasional yang pernah diikuti oleh mahasiswa seperti Wirausaha Merdeka, Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) dan di skala universitas misalnya kegiatan dalam MK Kewirausahaan, pameran produk bisnis mahasiswa di berbagai kegiatan akademik di Universitas (dies natalis dll), STUDENTPRENEUR (SUPER) yang diselenggarakan oleh FEB UNCEN.
Pada akhir presentasi ditekankan mengenai, apakah masalah-masalah tersebut dapat menjadi peluang bisnis? Disini dicontohkan mengenai produk/kemasan makanan di retauran-restauran yang masih menggunakan kemasan yang tidak mudah didaur ulang, sehingga masalah sampah khususnya sampah pelastik semakin susah diatasi. Maka, penggunaan kemasan makanan yang ramah lingkungan sangat penting. Ini dapat menjadi peluang bisnis anak-anak muda, misalnya box makanan dari pelepah pinang, dimana pohon pinang sangat melimpah di Jayapura; box makanan dari karton, sendok dan garpu dari kayu, take away set dari rotan/kayu dan lain sebagainya. Ini akan mengurangi jumlah sampah pelastik yang sangat banyak saat ini, termasuk dari restauran-restauran.
Diskusi setelah pemaparan materi lebih kepada biaya hidup di Jayapura jika ada mahasiswa atau anak-anak muda yang akan berusaha di Jayapura, juga harga bensin dan apakah makanan seperti indomie ada di Jayapura atau tidak?
Saya ingin