Jayapura, 18 September 2024 – Dalam upaya mengatasi tingginya biaya operasional dan meningkatkan tangkapan ikan, para nelayan di Pulau Kosong, Kota Jayapura, kini mulai memanfaatkan lampu air laut sebagai sumber energi listrik. Inovasi ini diharapkan dapat memberikan solusi berkelanjutan bagi permasalahan yang dihadapi oleh kelompok nelayan jaring insang (gill net). Proyek pemanfaatan lampu air laut ini diluncurkan pada awal bulan September  dan melibatkan Dosen serta Mahasiswa/i Program Studi Fisika dan Program Studi Ilmu Perikanan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Cenderawasih berkolaborasi dengan Dosen Bidang Agribisnis Universitas Muhammadiyah Papua, dan  kelompok nelayan jaring insang (gill net) Pulau Kosong. Lampu air laut berfungsi untuk menarik perhatian ikan, sehingga saat malam hari hasil tangkapan akan meningkat. Sementara itu, teknologi ini menggunakan energi terbarukan yang ramah lingkungan serta mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Ketua pengabdian untuk ruang lingkup Pemberdayaan Kemitraan masyarakat (PKM), Hardi Hamzah (Dosen Prodi Fisika FMIPA Uncen) , menjelaskan, “Dengan memanfaatkan lampu air laut, kami tidak hanya membantu nelayan mengurangi biaya operasional, tetapi juga mendukung upaya pelestarian lingkungan perairan. Hal ini merupakan langkah yang tepat untuk meningkatkan hasil tangkapan ikan dan pengelolaan secara berkelanjutan. “Salah satu nelayan, Hariman, mengungkapkan rasa syukurnya atas inovasi ini. “Sebelum ada lampu air laut, biaya untuk bahan bakar sangat tinggi, dan kadang kami tidak mendapatkan hasil yang memadai. Kini, dengan teknologi ini, kami bisa menangkap lebih banyak ikan tanpa harus mengeluarkan banyak uang,” ujarnya. Proyek ini melibatkan kolaborasi dengan Dosen Universitas Muhammadiyah Papua, Dani Arisandi DN. Dani sebagai anggota I tim pengabdian PKM dalam kesempatan ini memberikan paparan tentang sistem pemasaran hasil tangkapan ikan pelagis kecil yang sering di tangkap oleh kelompok Nelayan jaring insang (gill net). Wahyu Kumalasari sebagai anggota II tim pengabdian PKM dengan bidang keahlian biomaterial memberikan penjelasan terkait potensi air laut sebagai penerangan dalam penangkapan ikan pelagis kecil. Mahasiswa yang terlibat May Tree Simamora dan Rivaldo Titto Ulrich Silalahi merasa sangat bersyukur bisa mendapatkan pengalaman langsung belajar di lapangan dan tentunya berhak mendapatkan konversi mata kuliah setara 6 SKS. Pemanfaatan lampu air laut berpotensi untuk diterapkan di daerah lain dengan kondisi serupa. Rencana pengembangan lebih lanjut akan dilakukan untuk memperluas penggunaan lampu air laut di wilayah pesisir lainnya di perairan Papua. Inovasi penggunaaan lampu sebagai alat bantu dalam proses penangkapan ini diharapkan nelayan jaring insang (gill net) di Pulau Kosong dan sekitarnya dapat menikmati kehidupan yang lebih baik dalam peningkatan peoduksi penangkapan ikan, sekaligus menjaga keberlanjutan sumber daya laut perikanan. Pemanfaatan lampu air laut sebagai sumber energi listrik bukan hanya solusi untuk masalah biaya, tetapi juga sebuah langkah positif menuju pengelolaan perikanan yang berkelanjutan dan terpadu di Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.